keresahan hati dalam tulisan : Ujung Jalan Sana

Ujung Jalan Sana

mencari celah sempit dalam rapatnya anyaman bambu tua 

nyaris roboh, termakan usia 

hari ini, aku kau tinggal

terkunci dengan mimpi-mimpi yang sama 

duduk dengan tenang,

harap tak ada kegaduhan 

yang memancing burung-burung beterbangan 

harap membawa kabar penuh kebaikan

ke negeri nan jauh disana


badai buatnya roboh

hujan menghanyutkannya 

aku pergi, walaupun kau tak tau 

bagaimana aku yang harus berjalan tertatih-tatih 

dalam gelap dan sunyi 

dalam kebencian dan kerinduan 

penuh sumpah serapah 

jangan harap aku datang dengan mengadahkan tangan

esok, aku akan memberimu uang

untuk kau gunakan memberi makan burung-burungmu yang kelaparan

hingga berhenti bersiul

sepuluh tahun lamanya.


jalan kecil menuju indahnya kuburan

dengan kesunyiannya, 

gelapnya,

dan, penghuninya

terseok-seok aku berjalan

meninggalkan gubuk itu dengan mata terpejam

harap bisa, menuju ujung jalan sana


Ajibarang, 30 Oktober 2020

- A


Komentar