Buku: "Selamat Tinggal" - Tere Liye


 "Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanjilah tidak melakukanya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut. Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. 'Selamat Tinggal' suka berbohong. 'Selamat Tinggal' kecurangan, 'Selamat Tinggal' sifat-sifat buruk lainya. Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh 'Selamat Tinggal' kepalsuan hidup. Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainya. Semoga inspirasinya menyebar luas"


Paragraf tersebut merupakan bagian dari sinopsis novel terbaru karya Tere Liye, berjudul "Selamat Tinggal". Novel setebal 350 halaman ini merupakan novel terbitan Gramedia, yang e-booknya rilis pada 7 Mei 2020 di Google Play, dan rilis versi cetak pada 8 November lalu. 

Novel Selamat Tinggal - Tere Liye

Review:

Buku ini menceritakan tentang Sintong Tinggal, seorang mahasiswa sastra di Universitas ternama, yang juga seorang penjaga toko buku bajakan dekat kampus. Sudah tahun ke-enam Sintong kuliah, tapi ia tak kunjung menyelesaikan skripsinya. Sampai-sampai, pak Dekan fakultas sastra yang turun langsung menjadi pembimbing skripsinya. Awalnya Sintong merupakan mahasiswa yang aktif, tulisanya terkenal dan sering dimuat di surat kabar. Karena kisah cintanya yang gagal, ia terlalu larut dalam patah hati hingga tak kunjung menyelesaikan skripsinya sampai tahun ke-enam ia kuliah. 

Ia bertemu dengan mahasiswi cantik dari fakultas ekonomi, bernama Jess, dan temanya, Bunga. Ibu Jess merupakan selebgram terkenal yang penampilanya bikin orang orang iri melihatnya. Dia punya toko barang branded terkenal. Lambat laun Jess mulai merasa cocok dan suka terhadap Sintong, tapi dengan begitu saja Sintong menolaknya karena ia masih mencintai teman SMA nya, Mawar. Sintong merasa tidak pantas jika bersama Jess, namun Jess mengungkapkan bahwa kekayaan orang tuanya hanya pencitraan, semua barang yang dipakai ibunya adalah barang branded KW, alias palsu. Begitupula dengan Bunga, ternyata dia merupakan anak dari pemilik percetakan buku palsu (repro) yang sangat besar.

Sintong menyelesaikan skripsinya dalam satu semester, dia membahas mengenai Sultan Pane, seorang penulis berbakat pada tahun 1960-an. Dia tertarik menyelidiki Sutan Pane karena ia menemukan satu jilid buku karya Sutan Pane. Dia mulai mencari tahu keberadaanya, apakah Sutan Pane masih hidup, atau dia berada di suatu tempat. Sintong menyelidiki mulai dari teman dekatnya, sampai membuat artikel di surat kabar. hingga bertemulah dia dengan sahabat dekat Sutan Pane. Ternyata Sutan Pane bukan menghilang, diculik, atau dibunuh. Ia meninggal di rumah sahabatnya, jauh dari rumah asalnya, dan kematianya memang dirahasiakan.

Sehubungan dengan kuliahnya yang telah usai, Sintong keluar dari pekerjaan menjaga toko buku bajakan milik Pakliknya. Dengan berjualan buku bajakan, berarti ia telah menjadi penipu, telah merampas hak penulis yang bukunya terkenal. Dia ingin memilih jalan yang benar, dengan tidak menjual buku bajakan dan berniat untuk membayar semua uang yang telah dikeluarkan oleh Pakliknya untuk membiayai kuliahnya. 

------

Review tersebut tidak cukup untuk menggambarkan keseluruhan isi cerita yang penuh dengan nilai moral. Novel ini banyak membahas mengenai penjualan barang palsu yang marak saat ini. Buku bajakan, tas bajakan, situs streaming film ilegal, pelanggaran hak cipta, obat palsu. 

Saat membaca buku ini, kita bisa merasakan emosi penulis mengenai peredaran barang palsu yang dijual bebas di pasaran. Di akhir buku ini juga terdapat Imbauan dan Ciri-ciri buku bajakan serta e-book ilegal. 

------

Sebaiknya sebagai pembaca, kita selalu membeli barang "original", untuk menghargai karya penulis. Selain itu, buku bajakan kualitasnya sangat jauh dengan buku original, beberapa tulisanya tidak jelas, kertasnya tipis. 

Kutipan dari novel 'Selamat Tinggal', 

"Menghakimi penulis tidak ikhlas menulis, menghujat penulis sebagai munafik, hanya karena kalian adalah penikmat produk bajakan, adalah perilaku keji. Penulis berhak mendapatkan perlindungan dari orang-orang yang mencuri karyanya, karena membelli buku bajakan, membaca e-book ilegal, dan sebagainya, jelas adalah pencurian." -Tere Liye 

Be a smart consumer. :) 

Happy Reading ^-^

Komentar