![]() |
Dokumen Pribadi |
Buku berjudul "Tuhan Maha Asyik" yang ditulis oleh Dr. MN. Kamba dan dilengkapi lukisan dari Sujiwo Tejo. Dengan cover yang berwarna dan desainya unik, sangat eye catching dan menarik. Buku setebal 245 halaman ini sangat menarik dibaca dan bisa menambah wawasan kita mengenai kehidupan.
Judul buku : Tuhan Maha Asyik
Penulis : Sujiwo Tejo dan MN Kamba
Halaman : 245
Penerbit : Imania
Cetakan ke- : XVI, Juli 2020
Kategori : Inspirasi/Agama
Tuhan Maha Asyik ditulis oleh Dr. H.M Nur Samad Kamba, seorang dosen di UIN Gunung Djati, Bandung. Walaupun ditulis oleh seorang muslim, namun konsepsi "Tuhan" yang dibahas dalam buku ini tidak secara spesifik ke satu agama, tetapi universal.
Isi buku ini tidak kaku dan bersifat sangat teoritis. Buku ini merubah cara pandang kita mengenai konsepsi Tuhan dan mengenai kehidupan. Setiap bab dalam buku ini diselingi dengan kisah-kisah anak kecil, Bukhori, Kapitayan, Parwati, Pangestu, Dharma, dan Christine, yang berbeda latar belakangnya, tetapi mereka masih bisa berteman dengan akrab. Pembawaan dalam buku ini dikemas dengan cerita anak yang ringan dan mudah dipahami, tetapi memiliki makna tersendiri.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dipahami, walaupun topik yang dibawakan cukup berat. Beberapa lukisan-lukisan karya Sujiwo Tejo juga turut hadir dalam buku ini, seperti lukisan Semar Moksa, yang menjadi nilai tambah berupa estetika atau keindahan.
Pembahasan dalam buku ini merupakan topik yang dekat dengan kehidupan dan realitas. Maka dari itu, buku ini mudah dipahami karena dapat dibayangkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah diterima oleh pikiran.
Sebagai manusia yang menganut suatu agama dan percaya kepada Tuhan, berbuat baik dan tidak menyombongkan diri adalah hal yang utama. Cinta terhadap Tuhan dan taat harus dengan hati yang tulus dan ikhlas, jangan hanya mencitrakan diri dihadapan manusia. Bisa jadi taat dan rajin dalam hal ibadah, namun dalam hatinya tersimpan rasa kesombongan, dan merasa menjadi yang 'paling' baik dalam urusanya dengan Tuhan, sampai-sampai mencap orang lain 'sesat'. Padahal penampilan dan pencitraan diri dalam ketaatan beragama seringkali menipu.
Seringkali terlintas pemikiran bahwa tidak usah berusaha, toh juga semua telah ditetapkan dan ditakdirkan oleh Tuhan. Hal tersebut memang benar adanya, segala sesuatu telah ditetapkan oleh Tuhan, namun konsep 'pasrah' bukan hanya menyerah begitu saja terhadap keadaan. Tetap berjuang agar Tuhan juga berat untuk tidak mengabulkan keinginan kita. Ini merupakan esensi dari 'doa' yang sesungguhnya, Harapan yang bertemu dengan usaha maksimal dan Restu Tuhan.
Buku ini tidak spesifik dan bersifat universal, mengapa? Dalam buku ini, Prolog dan Epilog ditulis oleh orang yang berbeda. Prolog ditulis oleh Pandita Mpu Jaya Prema, sedangkan epilog ditulis oleh Pastor Antonius Benny Susetyo, Pr.
Buku ini sangat layak dibaca, dengan pembahasanya yang menarik dan topik yang luar biasa.
Rate : 8/10
Komentar
Posting Komentar