Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan
Opening
Buku ini, sesuai judulnya, membahas banyak tentang
bagaimana laki-laki dan perempuan, hubungan yang hancur, ketidakcocokan,
perselingkuhan, cinta, dan kematian. Buku ini terdiri dari tujuh cerita pendek
yang terbagi dalam tujuh chapter, kisahnya seputar cerita dan perasaan-perasaan
laki-laki yang seringkali sulit terungkap.
Bagian satu: Drive my Car
Kafuku, ditinggal mati istrinya yang sakit kanker,
ia tidak memiliki anak. Selepas kepergian istrinya ia menjalani hidup seperti
biasanya- menjadi aktor di teater, beberapa kali syuting film, dan kegiatan itu
terus berulang. Ia tidak memiliki teman, hidupnya dihabiskan untuk bekerja lalu
pulang ke rumah, selepas dari gedung teater pun ia langsung pulang tanpa
basa-basi. Kepergian istrinya membuatnya lebih sendirian, karena selama menikah
pun ia tidak memiliki teman atau kehidupan sosial.
Kafuku menjalani hidup sebagai suami yang sangat
mencintai istrinya- lebih dari apapun. Bahkan tetap mencintai walaupun istrinya
secara terang-terangan tidur dengan lelaki lain- 4 sampai 5 lelaki. Yang ia
lakukan hanyalah: bertanya-tanya. Kenapa istrinya bisa memilih tidur dengan
lelaki lain- bahkan ia pun tidak pernah tidur bersama wanita lain.
“Yang paling sulit bagiku dari apapun adalah
kenyataan bahwa aku sebenarnya tidak pernah bisa memahaminya- atau setidaknya
bagian yang barangkali penting dalam dirinya. Dan, kini ia sudah tiada, mungkin
tak kan kupahami selama-lamanya. Ibarat lemari besi kecil keras yang
ditenggelamkan ke dasar laut.”
Chapter ini berisi tentang- pada dasarnya tidak
semua laki-laki lebih liar dibanding perempuan, mungkin perempuan bisa
melakukan hal yang biasanya disematkan pada laki-laki: meniduri laki-laki lain
dan berselingkuh.
Bagian dua: ‘Yesterday’
Sulit untuk mendeskripsikan chapter ini. Tapi
barangkali, cinta sejati tidak akan meninggalkan kita. Tapi dalam hubungan,
sekali lagi, tidak semua laki-laki mempermainkan perempuan, dan kadang
perempuan juga bisa membuat lelaki-nya sakit hati. Kadang cinta begitu tidak
masuk akal sehingga mampu membuat dua orang terus menerus bersatu. Tapi,
pilihanya ada dua: bertahan untuk hubungan dua-orang ini, atau berlari mengejar
diri sendiri?
Kitaru dan Erika barangkali memang saling
mencintai, mereka menjalin hubungan dari SD sampai kuliah, berada di sekolah
yang sama, menjalankan hidup bersama-sama. Keluarga mereka sudah saling
mengetahui hubungan mereka. Suatu waktu, Kitaru menyuruh sabahatnya untuk
memacari Erika, katanya, ia menjadi lebih percaya ke sahabtanya dan tak apa
memacari Erika, karena ia harus belajar untuk ujian universitas. Ternyata,
Erika juga sudah memacari orang lain selain Kitaru, dan menidurinya.
Cinta adalah hal yang paling tidak pasti di dunia,
barangkali yang Kitaru lakukan adalah respon atas rendah dirinya dan memahami
bahwa dia tidak bisa memberikan seperti yang Erika inginkan. Mereka telah
menghabiskan pertumbuhan hidup di muda mereka bersama, barangkali ini yang
paling sulit, memutuskan bersama ketika tidak tahu apa-apa, lalu memutuskan
berpisah ketika sudah tahu segala-galanya. Jika boleh memilih, ketidaktahuan
memang akan membuat cinta semakin subur, dan semakin kita tahu, cinta itu pudar.
Tidak ada definisi yang tepat untuk mendefinisikan
‘cinta’ selain rasa sayang, tetapi rasa sayang pun banyak jenisnya, bahkan
benci pun bagian dari rasa sayang? Lalu bagaimana membuatnya tetap tumbuh,
lebih dan lebih, lebih tepatnya ketika kita dewasa saja kita harus memulai? Apa
langkah yang diambil memang salah? Banyak pembenaran yang tidak masuk akal.
Bahkan bagi pasangan yang sudah berpisah pun, mereka tetap saling mencinta
walaupun terhalang ego pribadi, yang membuatnya bertanya-tanya ketika di persimpangan,
akan tetap berjalan untuk sendiri atau mengalah agar bisa berjalan berdua?
Akhirnya, Erika dan Kitaru memilih menyerah untuk
diri masing-masing, sampai 16 tahun berlalu, mereka masih mencinta tapi diri
mereka terpaut jauh karena tidak bisa bersatu. Bagaimana cinta begitu hangatnya
tidak dapat menggantikan manusia lain? Begitu aneh, namun barangkali begitulah
cinta-
“Di lubuk hatiku aku sayang pada Aki-kun. Lagi pula
kemungkinan besar aku tak kan mendapatkan rasa sayang yang dalam dan alami
terhadap siapapun kecuali dia. Kalau tidak bersama denganya, bagian tertentu di
dalam dadaku terasa nyeri. Seperti sakit gigi. Sungguh. Di dalam hatiku ada
ruang khusus untuknya. Tapi, pada saat yang sama, bagaimana sebaiknya
kujelaskan ya. Di dalam diriku juga ada keinginan kuat untuk menemukan sesuatu
yang beda, untuk mengenal jauh lebih banyak hal. Rasa ingin tahu, haus akan ilmu
atau peluang, barangkali. Keinginan itu juga sangat alami dan sulit ditahan
meski aku berusaha menahannya” (p.70)
Bagian tiga: ‘Organ Mandiri’
Dokter Tokai, seorang dokter bedah kecantikan
memilih untuk tidak menikah sampai usianya di kepala 5. Ia lebih memilih
kehidupan yang bebas dengan memacari 2-3 wanita sekaligus dalam waktu
bersamaan. Ia tidak memercayai sekalipun tentang bentukan pernikahan, keluarga
bahagia, memiliki anak dan cucu karena merasa tidak pernah cocok dengan
pernikahan. That’s why Tokai memilih memacari wanita yang sudah menikah agar ia
terbebas dari bahasan pernikahan.
Sampai pada ia bertemu dengan wanita yang entah
mengapa ia jatuh cinta padanya, wanita tersebut sudah memiliki anak dan suami.
Berbulan-bulan setelahnya, wanita itu menghilang, sekalipun ia hubungi dia
tidak kembali. Hal itu membuat Tokai menyerah akan hidupnya, membuat hidupnya
‘menjadi nol’ dengan membiarkanya mati pelan-pelan karena makanan pun tidak
mampu lagi masuk dalam tubuhnya. Ini kah yang disebut penyakit cinta? Ia begitu
patah hati, sampai ternyata, wanita yang ia cintai ternyata sudah bersama laki-laki
lain dan posisi Tokai adalah orang ke-3. Begitu patah hatinya ia sampai akhir
kematiannya..
Biasanya wanita selalu mengecap lelaki adalah
makhluk yang tidak berperasaan dengan memainkan hati perempuan. Dalam cerita
ini, terjadi sebaliknya, perempuan justru yang memainkan hati lelaki. Katanya,
perempuan sudah dianugerahi dengan ‘organ mandiri’, organ yang otomatis akan
berbohong ketika mereka melakukan kesalahan, dan hal tersebut terjadi secara
tidak sadar.
Bagaimana perasaan manusia yang tidak valid ini
bekerja? Sebagai perempuan, memang terkadang hanya berupaya memikirkan diri
sendiri tanpa melihat dari orang lain, kami merasa lebih lemah maka perlu
dilindungi, kami merasa dikucilkan hingga meminta diberi hak, dan kami merasa
istimewa sehingga bisa semena-mena. Makanya, melihat dari perspektif berbeda
dan memahami seseorang menjadi hal penting bagi kita. Jangan hanya melihat dari
gender, tapi pahami bahwa setiap manusia adalah makhluk emosi. Baiknya agar kita
memahami seseorang dan jangan membiarkanya hancur karena diri kita.
Bagian Empat: ‘Syahrazad’
Cerita
pada bagian ini barangkali agak sulit dicerna, tentang Syahrazat dan Habara,
diibaratkan begitu berdasar cerita Seribu Satu Malam. Syahrazad seorang Ibu,
memiliki suami dan anak, ia datang rutin tiga hari sekali ke Pak Habara,
mengisi stok makanan di kulkas, membersihkan rumah, dan memuaskan hawa nafsu.
Kegiatan itu dilakukan rutin, karena memang Pak Habara cenderung mengisolasi
dirinya dari dunia luar. Kegiatan tersebut terkesan monoton, hingga pembaca
dibawa berlarut dalam kisah-kisah dari Syahrazad. Walaupun tokoh utama dalam
cerita ini, Habara, ia berperan sebagai pendengar cerita Syahrazad.
Cerita
bagian ini sederhana, lebih banyak mengisahkan tentang bagaimana perempuan dan
seksualitas yang seringkali dianggap tabu. Seorang Perempuan yang sudah
mengalami pubertas di usia remajanya wajar untuk memiliki Hasrat, dan terkadang
lebih menjadi berbahaya jika tidak terkontrol. Karena nyatanya memang Perempuan
terkesan lebih nekat untuk berambisi menggapai apa yang diinginkannya tanpa
berpikir Panjang, bahkah walaupun hal tersebut terkesan sebagai Tindakan
criminal, entah apa yang dipikirkan mereka jika tergila-gila dengan lelaki.
Syahrazad, berkisah, tentang pengalaman waktu remaja, bahwa ia membolos sekolah
untuk diam-diam menyelinap ke rumah anak lelaki yang disukainya, mengambil
pensil dan bajunya, dan ia lakukan berkali-kali untuk memberikan kepuasan bagi
dirinya.
Dari
sudut pandang Habara, tentang hubungan yang sangat tidak pasti. Ternyata
Perempuan lebih mampu untuk menarik Kembali kenyataan, sesulit atau sebahagia
apa yang telah mereka rasakan. “karena, sekalipun menjerat kita dama
kenyataan: momen Istimewa semacam itulah yang diberikan oleh Perempuan”
Bagian empat dan lima, tentang Kino dan Samsa, barangkali aku tidak memahami isi ceritanya.
Tapi
berikut yang aku simpulkan:
Kino,
menjalani kehidupan yang baik, bekerja di Perusahaan Sepatu olahraga, dan
memiliki rumah tangga harmonis. Sampai pada waktu bahwa istrinya berselingkuh
dengan rekan kerjanya, ia hanya merespon dengan terkejut, pergi, lalu memutuskan
berhenti dari tempat kerjanya. Lalu ia melanjutkan hidup dengan membuka bar
kecil di bekas kedai bibi-nya. Sampai pada suatu waktu muncul pelanggan Bernama
Kamita menyuruhnya untuk pergi jauh dan melakukan perjalanan karena tempat itu
konon dipengaruhi hal-hal yang kurang baik, pasca kejadian ular-ular mengepung
dirinya.
Cerita
ini sulit dipahami dengan utuh karena menggunakan penggambaran-penggambaran yang
begitu apik. Yang aku pahami bahwa, perselingkuhan istrinya dengan rekan
kerjanya membuatnya terlampau sakit hati, hingga ia tidak lagi merasakan sakit
dan pedih dalam hatinya. Ia hanya melanjutkan hidup dengan hati yang kosong, walaupun
ia terkesan sudah memaafkan dan membiarkan semuanya terjadi dan selesai begitu
saja. Kepedihan dan kesakitan mendalam hanya dipendam jauh dalam hati, tidak
pernah terungkap dan hal tersebut yang membuat ia kehilangan dirinya sendiri..
Bagian ketujuh: Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan
Aku
adalah tokoh utama dalam cerita ini. Aku mendapati telepon pada pukul lewat
satu dini hari, lelaki mengabariku bahwa M (mantan pacarku pada usia muda) mati
meninggal bunuh diri. Aku terus menerka-nerka kenapa suaminya bahkan
repot-repot mengabariku? Apa ia berwasiat dan bercerita tentang Aku?
Pergi
jauh ke ingatan masa muda Aku, bahwa ia jatuh cinta pada M pada umur 14 tahun,
dapat dikatakan menjadi cinta pertamanya. Mereka berpacaran dua tahun, dan
akhirnya memutuskan hubungan. Aku berkisah bahwa ia telah mencoba mengejar M
kemanapun ia pergi, tetapi selalu kehilangan arah karena ia terbawa oleh pelaut-pelaut.
Meskipun demikian, bagi Aku, M tetap tinggal dalam dirinya, ia selalu mendapati
diri M dimanapun ia berada, melalui gambaran-gambaran dirinya yang tidak lagi
utuh.
Cerita
ini, menggambarkan perasaan seorang lelaki, barangkali memang benar bahwa
laki-laki hanya pernah jatuh cinta pada Wanita sekali dalam hidupnya,
selanjutnya ia hanya melanjutkan hidup. M jelas-jelas telah hilang dari
pandangan Aku bertahun-tahun lamanya, tetapi nyatanya, bayangan M tidak bisa ia
lupakan. Kemanapun sampai kapanpun, M tetap hadir dalam dirinya, dalam
pikiranya, dalam hatinya.
“sangat
mudah menjadi lelaki-lelaki tanpa Perempuan. Mencintai seorang Wanita dalam-dalam,
lalu Wanita itu pergi meninggalkanmu entah ke mana, itu saja.”
“dan,
begitulah arti kehilangan seorang Wanita. Dan adakalanya kehilangan seorang Wanita
berarti kehilangan segala Wanita” (p.261)
Novita - May 2024
Komentar
Posting Komentar