Buku: Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan - Haruki Murakami

 Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan

A great book by Haruki Murakami, originally published in Japan with the title 'Onna No Inai Otoko-Tachi'. Published in Indonesia by KPG in 2022. 

Opening

Buku ini, sesuai judulnya, membahas banyak tentang bagaimana laki-laki dan perempuan, hubungan yang hancur, ketidakcocokan, perselingkuhan, cinta, dan kematian. Buku ini terdiri dari tujuh cerita pendek yang terbagi dalam tujuh chapter, kisahnya seputar cerita dan perasaan-perasaan laki-laki yang seringkali sulit terungkap.

Bagian satu: Drive my Car

Kafuku, ditinggal mati istrinya yang sakit kanker, ia tidak memiliki anak. Selepas kepergian istrinya ia menjalani hidup seperti biasanya- menjadi aktor di teater, beberapa kali syuting film, dan kegiatan itu terus berulang. Ia tidak memiliki teman, hidupnya dihabiskan untuk bekerja lalu pulang ke rumah, selepas dari gedung teater pun ia langsung pulang tanpa basa-basi. Kepergian istrinya membuatnya lebih sendirian, karena selama menikah pun ia tidak memiliki teman atau kehidupan sosial.

Kafuku menjalani hidup sebagai suami yang sangat mencintai istrinya- lebih dari apapun. Bahkan tetap mencintai walaupun istrinya secara terang-terangan tidur dengan lelaki lain- 4 sampai 5 lelaki. Yang ia lakukan hanyalah: bertanya-tanya. Kenapa istrinya bisa memilih tidur dengan lelaki lain- bahkan ia pun tidak pernah tidur bersama wanita lain.

“Yang paling sulit bagiku dari apapun adalah kenyataan bahwa aku sebenarnya tidak pernah bisa memahaminya- atau setidaknya bagian yang barangkali penting dalam dirinya. Dan, kini ia sudah tiada, mungkin tak kan kupahami selama-lamanya. Ibarat lemari besi kecil keras yang ditenggelamkan ke dasar laut.”

Chapter ini berisi tentang- pada dasarnya tidak semua laki-laki lebih liar dibanding perempuan, mungkin perempuan bisa melakukan hal yang biasanya disematkan pada laki-laki: meniduri laki-laki lain dan berselingkuh.


Bagian dua: ‘Yesterday’

Sulit untuk mendeskripsikan chapter ini. Tapi barangkali, cinta sejati tidak akan meninggalkan kita. Tapi dalam hubungan, sekali lagi, tidak semua laki-laki mempermainkan perempuan, dan kadang perempuan juga bisa membuat lelaki-nya sakit hati. Kadang cinta begitu tidak masuk akal sehingga mampu membuat dua orang terus menerus bersatu. Tapi, pilihanya ada dua: bertahan untuk hubungan dua-orang ini, atau berlari mengejar diri sendiri?

Kitaru dan Erika barangkali memang saling mencintai, mereka menjalin hubungan dari SD sampai kuliah, berada di sekolah yang sama, menjalankan hidup bersama-sama. Keluarga mereka sudah saling mengetahui hubungan mereka. Suatu waktu, Kitaru menyuruh sabahatnya untuk memacari Erika, katanya, ia menjadi lebih percaya ke sahabtanya dan tak apa memacari Erika, karena ia harus belajar untuk ujian universitas. Ternyata, Erika juga sudah memacari orang lain selain Kitaru, dan menidurinya.

Cinta adalah hal yang paling tidak pasti di dunia, barangkali yang Kitaru lakukan adalah respon atas rendah dirinya dan memahami bahwa dia tidak bisa memberikan seperti yang Erika inginkan. Mereka telah menghabiskan pertumbuhan hidup di muda mereka bersama, barangkali ini yang paling sulit, memutuskan bersama ketika tidak tahu apa-apa, lalu memutuskan berpisah ketika sudah tahu segala-galanya. Jika boleh memilih, ketidaktahuan memang akan membuat cinta semakin subur, dan semakin kita tahu, cinta itu pudar.

Tidak ada definisi yang tepat untuk mendefinisikan ‘cinta’ selain rasa sayang, tetapi rasa sayang pun banyak jenisnya, bahkan benci pun bagian dari rasa sayang? Lalu bagaimana membuatnya tetap tumbuh, lebih dan lebih, lebih tepatnya ketika kita dewasa saja kita harus memulai? Apa langkah yang diambil memang salah? Banyak pembenaran yang tidak masuk akal. Bahkan bagi pasangan yang sudah berpisah pun, mereka tetap saling mencinta walaupun terhalang ego pribadi, yang membuatnya bertanya-tanya ketika di persimpangan, akan tetap berjalan untuk sendiri atau mengalah agar bisa berjalan berdua?

Akhirnya, Erika dan Kitaru memilih menyerah untuk diri masing-masing, sampai 16 tahun berlalu, mereka masih mencinta tapi diri mereka terpaut jauh karena tidak bisa bersatu. Bagaimana cinta begitu hangatnya tidak dapat menggantikan manusia lain? Begitu aneh, namun barangkali begitulah cinta-

“Di lubuk hatiku aku sayang pada Aki-kun. Lagi pula kemungkinan besar aku tak kan mendapatkan rasa sayang yang dalam dan alami terhadap siapapun kecuali dia. Kalau tidak bersama denganya, bagian tertentu di dalam dadaku terasa nyeri. Seperti sakit gigi. Sungguh. Di dalam hatiku ada ruang khusus untuknya. Tapi, pada saat yang sama, bagaimana sebaiknya kujelaskan ya. Di dalam diriku juga ada keinginan kuat untuk menemukan sesuatu yang beda, untuk mengenal jauh lebih banyak hal. Rasa ingin tahu, haus akan ilmu atau peluang, barangkali. Keinginan itu juga sangat alami dan sulit ditahan meski aku berusaha menahannya” (p.70)


Bagian tiga: ‘Organ Mandiri’

Dokter Tokai, seorang dokter bedah kecantikan memilih untuk tidak menikah sampai usianya di kepala 5. Ia lebih memilih kehidupan yang bebas dengan memacari 2-3 wanita sekaligus dalam waktu bersamaan. Ia tidak memercayai sekalipun tentang bentukan pernikahan, keluarga bahagia, memiliki anak dan cucu karena merasa tidak pernah cocok dengan pernikahan. That’s why Tokai memilih memacari wanita yang sudah menikah agar ia terbebas dari bahasan pernikahan.

Sampai pada ia bertemu dengan wanita yang entah mengapa ia jatuh cinta padanya, wanita tersebut sudah memiliki anak dan suami. Berbulan-bulan setelahnya, wanita itu menghilang, sekalipun ia hubungi dia tidak kembali. Hal itu membuat Tokai menyerah akan hidupnya, membuat hidupnya ‘menjadi nol’ dengan membiarkanya mati pelan-pelan karena makanan pun tidak mampu lagi masuk dalam tubuhnya. Ini kah yang disebut penyakit cinta? Ia begitu patah hati, sampai ternyata, wanita yang ia cintai ternyata sudah bersama laki-laki lain dan posisi Tokai adalah orang ke-3. Begitu patah hatinya ia sampai akhir kematiannya..

Biasanya wanita selalu mengecap lelaki adalah makhluk yang tidak berperasaan dengan memainkan hati perempuan. Dalam cerita ini, terjadi sebaliknya, perempuan justru yang memainkan hati lelaki. Katanya, perempuan sudah dianugerahi dengan ‘organ mandiri’, organ yang otomatis akan berbohong ketika mereka melakukan kesalahan, dan hal tersebut terjadi secara tidak sadar.

Bagaimana perasaan manusia yang tidak valid ini bekerja? Sebagai perempuan, memang terkadang hanya berupaya memikirkan diri sendiri tanpa melihat dari orang lain, kami merasa lebih lemah maka perlu dilindungi, kami merasa dikucilkan hingga meminta diberi hak, dan kami merasa istimewa sehingga bisa semena-mena. Makanya, melihat dari perspektif berbeda dan memahami seseorang menjadi hal penting bagi kita. Jangan hanya melihat dari gender, tapi pahami bahwa setiap manusia adalah makhluk emosi. Baiknya agar kita memahami seseorang dan jangan membiarkanya hancur karena diri kita.


Bagian Empat: ‘Syahrazad’

Cerita pada bagian ini barangkali agak sulit dicerna, tentang Syahrazat dan Habara, diibaratkan begitu berdasar cerita Seribu Satu Malam. Syahrazad seorang Ibu, memiliki suami dan anak, ia datang rutin tiga hari sekali ke Pak Habara, mengisi stok makanan di kulkas, membersihkan rumah, dan memuaskan hawa nafsu. Kegiatan itu dilakukan rutin, karena memang Pak Habara cenderung mengisolasi dirinya dari dunia luar. Kegiatan tersebut terkesan monoton, hingga pembaca dibawa berlarut dalam kisah-kisah dari Syahrazad. Walaupun tokoh utama dalam cerita ini, Habara, ia berperan sebagai pendengar cerita Syahrazad. 

Cerita bagian ini sederhana, lebih banyak mengisahkan tentang bagaimana perempuan dan seksualitas yang seringkali dianggap tabu. Seorang Perempuan yang sudah mengalami pubertas di usia remajanya wajar untuk memiliki Hasrat, dan terkadang lebih menjadi berbahaya jika tidak terkontrol. Karena nyatanya memang Perempuan terkesan lebih nekat untuk berambisi menggapai apa yang diinginkannya tanpa berpikir Panjang, bahkah walaupun hal tersebut terkesan sebagai Tindakan criminal, entah apa yang dipikirkan mereka jika tergila-gila dengan lelaki. Syahrazad, berkisah, tentang pengalaman waktu remaja, bahwa ia membolos sekolah untuk diam-diam menyelinap ke rumah anak lelaki yang disukainya, mengambil pensil dan bajunya, dan ia lakukan berkali-kali untuk memberikan kepuasan bagi dirinya.

Dari sudut pandang Habara, tentang hubungan yang sangat tidak pasti. Ternyata Perempuan lebih mampu untuk menarik Kembali kenyataan, sesulit atau sebahagia apa yang telah mereka rasakan. “karena, sekalipun menjerat kita dama kenyataan: momen Istimewa semacam itulah yang diberikan oleh Perempuan”

 

Bagian empat dan lima, tentang Kino dan Samsa, barangkali aku tidak memahami isi ceritanya.

Tapi berikut yang aku simpulkan:

Kino, menjalani kehidupan yang baik, bekerja di Perusahaan Sepatu olahraga, dan memiliki rumah tangga harmonis. Sampai pada waktu bahwa istrinya berselingkuh dengan rekan kerjanya, ia hanya merespon dengan terkejut, pergi, lalu memutuskan berhenti dari tempat kerjanya. Lalu ia melanjutkan hidup dengan membuka bar kecil di bekas kedai bibi-nya. Sampai pada suatu waktu muncul pelanggan Bernama Kamita menyuruhnya untuk pergi jauh dan melakukan perjalanan karena tempat itu konon dipengaruhi hal-hal yang kurang baik, pasca kejadian ular-ular mengepung dirinya.

Cerita ini sulit dipahami dengan utuh karena menggunakan penggambaran-penggambaran yang begitu apik. Yang aku pahami bahwa, perselingkuhan istrinya dengan rekan kerjanya membuatnya terlampau sakit hati, hingga ia tidak lagi merasakan sakit dan pedih dalam hatinya. Ia hanya melanjutkan hidup dengan hati yang kosong, walaupun ia terkesan sudah memaafkan dan membiarkan semuanya terjadi dan selesai begitu saja. Kepedihan dan kesakitan mendalam hanya dipendam jauh dalam hati, tidak pernah terungkap dan hal tersebut yang membuat ia kehilangan dirinya sendiri..

 

Bagian ketujuh: Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan

Aku adalah tokoh utama dalam cerita ini. Aku mendapati telepon pada pukul lewat satu dini hari, lelaki mengabariku bahwa M (mantan pacarku pada usia muda) mati meninggal bunuh diri. Aku terus menerka-nerka kenapa suaminya bahkan repot-repot mengabariku? Apa ia berwasiat dan bercerita tentang Aku?

Pergi jauh ke ingatan masa muda Aku, bahwa ia jatuh cinta pada M pada umur 14 tahun, dapat dikatakan menjadi cinta pertamanya. Mereka berpacaran dua tahun, dan akhirnya memutuskan hubungan. Aku berkisah bahwa ia telah mencoba mengejar M kemanapun ia pergi, tetapi selalu kehilangan arah karena ia terbawa oleh pelaut-pelaut. Meskipun demikian, bagi Aku, M tetap tinggal dalam dirinya, ia selalu mendapati diri M dimanapun ia berada, melalui gambaran-gambaran dirinya yang tidak lagi utuh.

Cerita ini, menggambarkan perasaan seorang lelaki, barangkali memang benar bahwa laki-laki hanya pernah jatuh cinta pada Wanita sekali dalam hidupnya, selanjutnya ia hanya melanjutkan hidup. M jelas-jelas telah hilang dari pandangan Aku bertahun-tahun lamanya, tetapi nyatanya, bayangan M tidak bisa ia lupakan. Kemanapun sampai kapanpun, M tetap hadir dalam dirinya, dalam pikiranya, dalam hatinya.

“sangat mudah menjadi lelaki-lelaki tanpa Perempuan. Mencintai seorang Wanita dalam-dalam, lalu Wanita itu pergi meninggalkanmu entah ke mana, itu saja.”

“dan, begitulah arti kehilangan seorang Wanita. Dan adakalanya kehilangan seorang Wanita berarti kehilangan segala Wanita” (p.261)


Novita - May 2024

Komentar